KONSEP DASAR
HEPATITIS
A. DEFINISI
Hepatitis adalah : suatu proses peradangan
difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi
reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Haji,1999).
B. ETIOLOGI
1. Virus
Ø Hepatitis A
a. Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA
berbentuk bulat, tidak berselubung dan berukuran 27nm.
b. Ditularkan melalui jalur vekal Maupin oral,
sanitasi yang jelek dengan penduduk yang padat, kontak antara manusia, dibawa
oleh air dan makanan.
c. Masa inkubasinya 15-49 hari dengan rata-rata
30 hari.
Ø Hepatitis B
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang
bercangkang ganda dan memiliki ukuran 42nm.
b. Ditularkan melalui parenteral atau melalui
karier atau penderita infeksi, kontak seksual dan juga melalui jalur oral.
Penularan
perinatal yaitu melalui ibu pada bayinya.
c. Masa inkubasinya 26-160 hari, dengan rata-rata
70-80 hari.
Ø Hepatitis C
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA
kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30-60nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan juga
melalui hubungan seksual.
c. Masa inkubasinya 15-60 hari dengan rata-rata
50 hari.
Ø Hepatitis D
a. Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA
berukuran 35nm.
b. Penularannya terutama melalui serum atau darah
dan paling banyak menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat
terlarang.
c. Masa inkubasinya 15-65 hari dengan rata-rata
42 hari.
Ø Hepatitis E
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA
kecil yang berdiameter 32-36nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur oral, makan
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
c. Masa inkubasinya 15-65 hari, dengan rata-rata
42 hari.
2. Alkohol
Menyebabkan alcohol hepatitis dan selanjutnya
menjadi sirosis
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering
disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit ini mencakup gejala ikterus dan
febris. Pembesaran hati pada awal perjalanan sirosis, hati cenderung membesar
dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi
tajam yang dapat diketahui melalui palpasi.
Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat
dari pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan
tegangan pada jaringan fibrosa hati. Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut
ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut menyebabkan pengerutan
jaringan hati. Apabila dapat di palpasi, permukaan hati dapat teraba
benjol-benjol (noduler).
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh
kegagalan fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi
portal. Semua darah dari organ digestifus praktis akan berkumpul dalam vena
portal dan dibawa ke hati. Karena hati yang sirosis tidak memungkinkan
perlintasan darah yang bebas, maka aliran darah tersebut akan kembali ke dalam
limpa dan traktus gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ-organ ini
menjadi tempat kongesti pasti yang kronis ; dengan kata lain, kedua organ
tersebut akan dipenuhi oleh darah dan dengan demikian tidak dapat bekerja
dengan baik.
Pasien dengan keadaan ini cenderung menderita
dyspepsia kronis atau diare. Berat badan pasien secara berangsur-angsur
mengalami penurunan. Cairan yang kaya protein dan menumpuk di rongga peritoneal
dan menyebabkan asites.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Fase preikterik
Keluhan
umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan oleh infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus,
perut kanan atas dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas cape, suhu badan meningkat sekitar 39⁰c
berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal
mencolok pada hepatitis virus B.
2. Fase ikterik
Urine
berwarna seperti teh, pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan
disertai dengan bradicardi. Ikterus pada kulit dan sclera yang terus meningkat
pada minggu pertama kemudian menetap dan baru berkurang setalah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal pada seluruh badan, rasa lesu dan lekas cape dirasakan
selama 1-2 minggu.
3. Fase penyembuhan
Dimulai
saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di uluhati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urin tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
masih lemas dan lekas cape.
E. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar
(hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut
lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan
sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak di buang dari tubuh oleh respons system imun dan digantikan oleh
sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar klien yang
mengalami hepatitis menjadi sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena infasi virus akan
meningkatkan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu perasaan yang
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di uluhati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel
parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk
ke dalam hati tetap normal tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
empedu intra hepatic, maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan didalam hal konjugasi. Akibatnya
bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatic, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu
belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek) maupun bilirubin yang mengalami
konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan ekskresi
bilirubin.
Tinja
mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekskresi ke
dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urin dan kemih berwarna gelap.
Penigkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan
gatal-gatal pada ikterus.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
-
Urobilirubin
direk
-
Bilirubin serum
total
-
Bilirubin urine
-
Urobilinogen
urine
-
Urobilinogen faeces
b. Pemeriksaan protein
-
Protein total
serum
-
Albumin serum
-
Globulin serum
-
hbsAG
c. waktu protombin
-
respon waktu
protombin terhadap vitamin K
d. pemeriksaan serum transferase dan transaminase
-
AST dan SGOT
-
ALT dan SGPT
-
LDH
-
Ammonia serum
2. Radiologi
-
Foto rontgen abdomen
-
Kolestogram dan
kalangiogram
-
Arteriografi
pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
-
Laparoskopi
-
Biopsi hati
G. KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan
hati berat yang disebabkan oleh akumulasi ammonia serta metaboloik toksik
merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatic.
Kerusakan jaringan parenkim hati yang meluas
akan menyebabkan sirosis hepatis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KASUS HEPATITIS B
DI RS SELEBESOLU KOTA SORONG
Tanggal
masuk : 02-04-11
Tanggal pengkajian : 04-04-11
No
register : 041015
Dx
Keperawatan :Hepatitis B
1.Pengumpulan
Data
A .BIODATA
1. Identitas klien
Nama : Ny.C
Umur : 35
tahun
Alamat : Jl. Basuki Rahmat
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
2. Identitas penanggung jawab
a. Identitas penanggung jawab atas diri klien :
-Nama : Tn.A
-Umur : 40 tahun
-Pekerjaan : Swasta
-Alamat : Jln. Basuki
rahmat
-Hubungan dengan klien : Suami klien
b. Identitas
penanggung jawab atas biaya administrasi
semua biaya atas administrasi klien selama di
Rs ditanggung oleh JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat).
B.DATA
BIOLOGIS/ FISOLOGIS
1.Riwayat
kesehatan sekarang
Ø Keluhan Utama : Klien
mengeluh nyeri perut kanan bagian atas, urine berwarna merah kehitaman (warna
teh)
Ø Sifat keluhan
: Hilang
timbul
Ø Lokasi keluhan : parut kanan atas
Ø Keluhan yang menyertai : mual dan muntah, cepat lelah.
2.Riwayat
kesehatan masa lalu
Ø Riwayat yang pernah diderita : Klien pernah sakit malaria, influenza
dan batuk
Ø Riwayat pernah opname : klien
pernah diopname dengan penyakit malaria
Ø Riwayat
trauma : klien tidak ada riwayat trauma
Ø Riwayat operasi : klien
belum pernah dioperasi
Ø Riwayat
transfusi darah : belum pernah
Ø Riwayat Alergi : Tidak
ada
Riwayat
keluarga
Ø Riwayat penyakit Menular : Tidak ada
Ø Riwayat
penyakit keturunan : Hipertensi
C.
Riwayat Aktivitas Sehari-hari
1.Nutrisi
a.
Kebutuhan nutrisi sebelum sakit
Ø Pola makan : Pola makan klien teratur
Ø Frekuensi : 3 kali sehari
Ø Nafsu makan : Baik
Ø Konsumsi sumber makanan
¨ Karbohidrat : Nasi
¨ Protein : Ikan, telur, tempe
¨ Sayuran : Kangkung, sawi
Ø Makanan yang disenangi : Bakso dan makanan yang pedas
Ø Makanan yang tidak disenangi: Sayur pari
Ø Makanan
pantangan : Tidak ada
b.
Kebutuhan nutrisi
setelah sakit
Ø Pola makan : Teratur
Ø Frekuensi : 3 kali sehari, hanya ¼ porsi yang
dihabiskan
Ø Nafsu makan : Klien tidak ada nafsu makan
Ø Konsumsi makanan perhari
·
Karbohidrat : Bubur
·
Protein : Ikan, Telur
·
Sayuran : Bayam, Kol
Ø Makanan pantangan : Makanan
yang pedas
c.
Kebutuhan minum
sebelum sakit
Ø Jumlah /frekuensi : 7-8
gelas sehari
Ø Jenis minuman :
Air putih, the
d.
Kebutuhan minum
setelah sakit
Ø Jumlah/frekuensi : 3
gelas perhari
Ø Jenis minuman : Air putih
1. ELIMINASI
a.
Defikasi sebelum
sakit
§
Frekuensi : 2-3 perhari
§ Konsistensi : Lembek berbentuk
§ Warna : Kuning kecoklatan
§ Keluhan : Tidak ada
b.
Defikasi sesudah
sakit
§ Frekuensi : 1 kali perhari
§ Konsistensi : Cair
§ Warna : Coklat kehitaman
§ Keluhan : Tidak ada
c.
Miksi sebelum
sakit
§ Frekuensi : 4-5 kali perhari
§ Warna : Kuning muda
§ Bau : Khas amoniak
§ Kelancaran : Lancar
§ Keluhan : Tidak ada
d.
Miksi setelah
sakit
§ Frekuensi : 2 kali sehari
§ Warna : Merah kehitaman (warna teh)
§ keluhan : Tidak ada
DATA PSIKOLOGI
1. klien mengeatakan kurang memahami tentang
penyakitnya
2. klien berharap agar cepat sembuh
3. klien menggatakan cemas tentang penyakitnya
4. klien Nampak gelisah
5. klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
PEMERIKSAAN –PEMERIKSAAN
A.
TANDA-TANDA VITAL
1. TD/tekanan darah : 110/70 mmhg
2. Nadi/pols :
84 kali/menit
3. Pernapasan : 34 kali/menit
4. Suhu : 39⁰c
B.
PEMERIKSAAN FISIK
1) KULIT DAN SUHU
v Inspeksi
§ Perubahan warna kulit : Ikterus atau
kekuningan
§ Keadaan kulit : Kering
§ Kelainan kulit : warna kulit berubah kuning
§ Kelainan kuku : Kuning
v Palpasi
§ Suhu kulit : Teraba hangat
§ Turgor kulit : sedang
§ Status sensorik : bereaksi
saat dicubit
2) Pemeriksaan kepala dan rambut
v Inspeksi
§ Bentuk kepala : Bulat
§ Pergerakan kepala : Normal
dapat digerakan kesegala arah
§ Keadaan kepala : Normal
§ Ekspresi wajah : Wajah klien Nampak meringis
v Palpasi
§ Masa tumor : Tidak adanya masa tumor
§ Nyeri tekan : Tidak adanya nyeri tekan
3) Mata
v Inspeksi
§ Struktur luar mata : Simetris
kiri & kanan
§ Sklera : Nampak kuning
§ konjungtiva : Nampak kuning
§ bentuk bola mata : Bulat
§ pergerakan bola mata : Normal
dapat digerakan kesegala arah
v palpasi
§ nyeri tekan : Tidak adanya nyeri tekan
4) Hidung
v Inspeksi
§ Struktur luar :
simetris, tidak ada kelainan
§ Polip :
tidak Nampak adanya polip
§ Pengeluaran secret :
tidak Nampak adanya pengeluaran sekret
v Palpasi
§ Nyeri tekan
: tidak adanya nyeri tekan
§ Tes
penciuman : dapat membedakan bau dengan baik
v Cuping hidung :
tidak nampak adanya cuping
hidung
5)
Telinga
v Inspeksi
§ Struktur luar :
simetris kiri & kanan
§ Fungsi pendengaran : dapat
mendengarkan dengan jelas
§ Pengeluaran : tidak nampak pengeluaran sekret dr
v Palpasi
§ Nyeri tekan :
tidak adanya nyeri tekan
§ OMA, OPA :
tidak ada
6). Pemerikasaan Mulut dan Pharinx
§ Keadaan bibir :
Kering
§ Warna bibir : Nampak pucat
§ Keadaan gusi : baik, tidak ada kelainan
§ Keadaan mukosa mulut : tampak lembab
§ Keadaan lidah : tidak ada kelainan
§ Keadaan tonsil : normal,
tidak ada kelainan
§ Keadaan posisi ovula : bebas bergerak & berada ditengah
7). Pemerikasaan Leher
v Inspeksi
§ Pergerakan leher : normal,
dapat digerakan kesegala arah
§ Pembesaran kelenjar : tidak nampak adanya pembesaran
kelenjar
§ Perubahan warna kulit : nampak adanya ikterus/kekuning-kuningan
v Palpasi
§ Kelenjar gondok : tidak teraba
§ Kelenjar vena yugularis : tidak teraba
§ Pembesaran arteri karotis : tidak
adanya pembesaran
§ Masa tumor : tidak teraba adanya masa tumor
§ Nyeri tekan :
tidak adanya nyeri tekan
8).
Pemerikasaan Torax
v Inspeksi
§ Bentuk dada :
simetris kiri & kanan
§ Pembesaran dada : tidak
ada pembesaran dada
§ Tipe pernapasan : pernapasan
dada
§ Nyeri : tidak
ada
§ Keluhan lain : tidak ada
v Palpasi
§ Nyeri tekan :
tidak adanya nyeri tekan
9).Pemeriksaan
abdomen
v Inspeksi
§ Bentuk perut :
simetris kiri & kanan
§ Pelebaran pembuluh darah : tidak nampak adanya pelebaran
§ Hernia umbilikalis : tidak
nampak
v Palpasi
§ Nyeri tekan : adanya
nyeri tekan pada daerah epigastrium
§ Perut bagian kanan atas (hepar): Ada nyeri tekan
§ Perut bagian kiri atas ((limpa)
: Tidak ada nyeri tekan
§ Perut bagian kanan bawah(appendiks) : Tidak
ada nyeri tekan
§ Perut bagian kiri bawah(sigmoid) : Tidak ada nyeri tekan
v Auskultasi
§ Bising usus :
ada ( 12kali / menit )
10). Pemerikasaan Ekstremitas
v Ekstremitas atas
§ kesimetrisan : simetris ( kanan dan kiri )
§ Gerakan aktif :
Tangan kanan dapat bergerak
bebas, sedangkan pada tangan kiri kurang karena terpasang infus.
v Ekstrimitas bawah
§ kesimetrisan : simetris kiri & kanan
§ gerakan aktif :
dapat digerakan dengan baik
KLASIFIKASI DATA
v Data Subjektif :
1. Klien mengeluh nyeri diperut kanan atas
2. Klien mengeluh nyeri epigastrium
3. Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
4. Klien mengeluh lemas
5. Klien mengeluh pusing
6. Klien mengeluh cepat lelah
7. Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
8. Klien mengeluh mual
9. Klien mengeluh urin berwarna merah tua ( warna
the )
10. Klien
mengatakan fesesnya berwarna coklat kehitaman
11. Klien mengeluh panas
12. Klien tidak mengerti
tentang penyakitnya
13. Klien mengatakan merasa
takut dan cemas dengan kondisi penyakitanya.
v Data Objektif :
1. Wajah klien Nampak meringis
2. Klien Nampak lemah
3.
Porsi
makanan yang disediakan hanya dihabiskan ¼ porsi
4. Demam
5. SB : 39⁰c
6. Klien Nampak cemas
7. Klien
Nampak mual dan Muntah
8. Ikterus pada kulit dan mata
9. Warna Urine merah tua (warna teh)
10. Warna faeces cokelat pucat
11. Nyeri tekan pada perut kanan atas
12. Nyeri tekan pada epigastrium
13. Klien napak gelisah
14. Klien sering berhubungan
atau kontak lngsung dengan keluarga/orng lain
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
PENYEBAB
|
MASALAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
DS :
-Klien mengeluh nyeri perut kanan
atas
-Klien mengeluh cepat lelah
DO :
-wajah klien Nampak meringis
DS:
-klien mengeluh
panas
DO:
-SB klien 39
-demam
DS:
-klien mengeluh tidak ada nafsu
makan
-klien mengeluh mual
DO :
-Muntah
DS :
-klien mengeluh
warna urine berubah
DO :
-Warna urine merah tua
-Warna faeces coklat kehitaman
DS :
-klien bertanya-tanya
Tentang penyakitnya
-
Klien mengatakan takut dan cemas dengan penyakitnya
DO:
-klien Nampak cemas
-klien tampak
gelisah
DS :
-Klien tidak mengetahui tentang
penyakitnya
-klien
mengatakan tidak mengrti tentang penyakitnya
Do:
-klien nampak cemas
|
pembengkakan
hepar
inflamasi hepar
Intake yang
tidak adekuat
Peningkatan Bilirubin karena
kerusakan hepar
Kurangnya
pengetahuan klien tentang penyakitnya
Penyebaran
virus
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
Hypertermi
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Gangguan
Eliminasi
Kecemasan
Resiko
penularan
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri s/d pembengkakan
hepar d/d :
DS :
-
Klien mengeluh
nyeri perut kanan atas
-
Klien mengeluh
cepat lelah
DO :
-
Wajah klien
Nampak meringis
2. Hipertermi s/d Inflamasi hepar d/d :
DS :
-
Klien mengeluh
panas
DO :
-
Suhu badan klien
39⁰c
-
Demam
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d
intake yang tidak adekuat d/d :
DS :
-
Klien mengeluh
tidak adanya nafsu makan
-
Klien mengeluh
mual dan muntah
DO :
-
Porsi makanan
yang disediakan hanya dihabiskan ¼ porsi
-
Klien Nampak mual
dan muntah
-
Klien Nampak
lemah
4. Gangguan eliminasi s/d kerusakan hepar d/d :
DS :
-
Klien mengeluh
urine berwarna merah tua (warna the )
-
Klien mengatakan
feses berwarna coklat kehitaman
DO :
-
Warna urine merah
tua
-
Warna faeces
coklat kehitaman
5. Kecemasan s/d kurangnya pengetahuan klien
tentang penyakitnya d/d :
DS :
-
Klien
bertanya-tanya tentang penyakitnya
DO :
-
Klien Nampak
cemas
6. Resiko penularan s/d penyebaran virus d/d :
DS :
-
klien
bertanya-tanya tentang penyakitnya.
NCP
NO
|
HARI/TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
RENCANA
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
||
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|||||
1
|
05-04-11
|
1.Gangguan rasa nyaman nyeri s/d pembengkakan hepar
d/d :
DS :
-Klien mengeluh nyeri perut kanan atas
-Klien mengeluh cepat lelah
DO :
-Wajah klien Nampak meringis
|
Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi d/k :
-nyeri dapat berkurang /hilang
-klien tidak lelah
-wajah klien kembali tenang
|
1.Kaji tingkat nyeri yang di rasakan klien (nyeri ringan, nyeri sedang,
atau nyeri berat).
2.Beri masase ringan di daerah nyeri
3.Lakukan kompres hangat di daerah nyeri
4.Mengatur posisi klien sesuai dengan kebutuhan klien
5.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan kebutuhan
klien
|
1.Dengan mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan klien maka perawat dapat
mengetahui tingkat nyeri klien (nyeri ringan, nyeri sedang, atau nyeri barat.
Sehingga dapat digunakan untuk intervensi selanjutnya.
2.Dengan melakukan masase ringan di daerah nyeri maka dapat merangsang
pembuluh darah sehingga dapat menghambat nyeri untuk semakin menyebar.
3.Pemberian kompres hangat dapat terjadi faso dilatasi sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan klien.
4.Dengan mengatur posisi klien sesuai dengan kebutuhan klien maka dapat
mengurangi tekanan pada daerah nyeri
dan juga dapat memberikan rasa nyaman pada klien.
5.Pemberian obat yang sesuai dengan indikasi maka diharapkan dapat
mengurangi atau menghlangkan nyeri klien.
|
1Jam 09.00
Mengkaji tingkat nyeri yang
dirasakan klien. Hasilnya: klien nyeri sedang
2.Jam 10.00
Memberikan masase ringan didaerah yang dirasa nyeri.
3.Jam 11.00, memberikan kompres hangat pada klien di daerah nyeri.
4.Jam 12.00, mengatur posisi klien sesuai kebutuhan klien.
5.Jam 13.00, penatalaksanaan dalam pemberian obat.
|
05-04-11
S:
-Klien mengeluh nyeri perut kanan atas
-Klien mengeluh cepat lelah
O:
-Wajah kien nampak meringis
A:
Gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi 3,4,5
|
2
3.
4
5.
6.
|
|
Hipertermi s/d Inflamasi hepar d/d :
DS :
-Klien mengeluh panas
DO :
-Suhu badan klien 39⁰c
-Demam
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d intake yang tidak adekuat d/d
:
DS :
-Klien mengeluh tidak nafsu makan
-Klien mengeluh mual dan muntah
DO :
-Porsi makanan yang disediakan hanya dihabiskan ¼ porsi
- Klien mampak mual dan muntah
-Klien nampak lemah
Gangguan eliminasi s/d kerusakan hepar d/d :
DS :
-Klien mengeluh urin berwarna merah tua (warna teh)
-Klien mengatakan fesesnya berwarna coklat kehitaman
DO :
-Warna urine merah tua
-Warna faeces coklat kehitaman
Gangguan Kecemasan s/d kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya d/d :
DS :
-Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
-klien
mengatakan merasa takut dan cemas dengan kondisi penyakitnya
DO :
-Klien Nampak cemas
-klien nampak gelisah
Resiko penularan s/d kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya
d/d :
DS :
-klien bertanya-tanya tentang penyakitnya.
-klien mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya
Do:
- Klien Nampak cemas
Klien
sering berhubungan / kontak langsung dengan orang lain.
|
Hipertermi s/d inflamansi teratasi d/k:
-Klien tidak panas
-Suhu badan kien kembali normal 36C.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi d/k :
-nafsu makan klien ada
-klien tidak mual lagi
-porsi makan yang disediakan dapat dihabiskan
-klien tidak muntah
-KU membaik
Gangguan eliminasi dapat teratasi d/k :
-warna urin kembali normal
-warna feses kembali normal
Kecemasan dapat teratasi d/k:
-Klien dapat mengerti tentang penyakitnya
-Klien tidak cemas lagi
Resiko penularan dapat teratasi d/k:
-klien dapat mengerti tentang
penyakitnya
- klien Nampak tenang
|
1.Ukur suhu tubuh klien dengan menggunakan termometer
2.Berikan kompres hangat
3.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat dieuretik
1.Kaji kebutuhan nutrisi klien sebelum dan sesudah sakit
2.Anjurkan klien untuk minum antasida syrup 15 menit sebelum makan
3.Anjurkan klien untuk makan makanan lunak
4.Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
5.Anjurkan klien untuk tidak makan makanan pedas
1.Kaji perubahan warna urine dan faeces klien
2.Anjurkan klien untuk minum air putih yang banyak
3.
Anjurkan klien untuk sering mobilisasi ringan walau hanya di tempat tidur
1.Kaji tingkat kecemasan yang dirasakan klien (kecemasan ringan, sedang
atau berat)
2.Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya
3.Selalu mendengarkan keluhan-keluhan klien
4.Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien
1.jelaskan pada klien tentang penyakit yang di deritanya
2.berikan HE pada klien tentang resiko penularan
|
1.Dengan mengukur suhu tubuh klien maka dapat mengetahui suhu tubuh
klien sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya
2.Pemberian kompres hangat dapat membuat pori-pori kulit menjadi
terbuka sehingga ada rangsangan ke hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh
klien.
3.Dengan pemberian obat dieuretik sesuai dengan indikasi maka dapat
menurunkan suhu tubuh klien.
1.Dengan mengkaji kebutuhan nutrisi klien sebelum dan sesudah sakit
maka perawat akan mengetahui perubahan kebutuhan nutrisi klien sehingga dapat
di lakukan intervensi selanjutnya.
2.Dengan minum antasida syrup sebelum makan maka dapat menetralisir
asam lambung yang berlebihan sehingga dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
3.Dengan pemberian makanan lunak maka diharapkan tidak memberatkan
kerja lambung.
4.Dengan makan sedikit tapi sering maka dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
5.karena makanan pedas dapat merangsang asam lambung sehingga asam
lambung dapat meningkat dan dapat memicu rasa mual dan muntah.
1.Dengan mengkaji dapat mengetahui
perubahan warna urine dan faeces klien maka dapat dilakukan intervensi
selanjutnya
2. Untuk mengurangi kepekatan sehingga
mengurangi warna cokelat pada urine atau feces
3.Mobilisasi dapat mempertahankan otot-otot
pencernaan agar tetap berfungsi dengan baik sehingga proses eliminasi tidak
terganggu
1.Dengan mengkaji tingkat kecemasan klien maka dapat mengetahui tingkat
kecemasan yang dirasakan klien (kecemasan ringan, sedang atau berat),
sehingga dapat dilakukan intervensi selanjutnya.
2.Dengan memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya maka
klien dapat mengerti dan memahami tentang penyakitnya sehingga dapat
mengurangi kecemasan klien.
3.Dengan mendengarkan keluhan-keluhan klien maka perawat dengan tidak
langsung dapat mengetahui tingkat kecemasan klien, selain itu klien juga
merasa di perhatikan dan dipedulikan oleh perawat.
4.Agar klien merasa diperhatikan oleh keluarganya dan selain itu klien
juga merasa nyaman karena keluarganya selalu mendampingi klien.
1.agar klien dapat mengerti tentang penyakitnya
2.dapat mencegah terjadinya penularan
|
1.Jam 09.00
Mengukur suhu tubuh klien dengan menggunakan termometer. Hasilnya: 39C
2.Jam 10.00
Memberikan kompres hangat pada klien.
3.Jam 11.00
Penatalaksanaan dalam pemberian obat
paracetamol
1.Jam 09.00
Mengkaji kebutuhan nutrisi klien sebelum dan sesudah sakit
2.Jam 10.00
Mengajurkan klien untuk minum antasida syrup 15menit sebelum makan
3.Jam 11.00
Menganjurkan klien untuk makan makanan yang lunak
4.Jam 12.00
Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
5.Jam 12.30
Menganjurkan kien untuk tidak makan makanan yang pedas
1.jam 09.00
Mengkaji perubahan warna urin dan feses klien
2.jam 10.00
Menganjurkan klien untuk minum air putih yang banyak
3.jam 11.00
Menganjurkan klien untuk melakukan mobilisasi ringan ditempat tidur.
1.Jam 09.00
Mengkaji tingkat kecemasan kien. Hasilnya: kecemasan klien sedang
2.jam 10.00
Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya
3.jam 11.00
Mendengarkan keluhan klien
4.jam 12.00
Menganjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien
1.jam 09.00
Menjelaskan kepada klien tentang penyakitnya
2.jam10.00
Memberikan HE padaklien tentang resiko penularan
|
05-04-11
S:
-Klien tidak mengeluh panas lagi
O:
-Suhu badan klien kembal normal 36C
-Klien tidak demam lagi
A:
Hipertermi dapat teratasi
P: -
05-04-11
S:
-Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
-klien mengeluh mual
O:
-Porsi makan yang disediakan hanya dihabiskan hanya ¼ porsi
-klien Nampak muntah
-klien nampak lemah
A:
Gangguan pemenuhan nutrisi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 3,4,5
05-04-11
S:
-Klien mengatakan urin berwarna merah tua (warna teh )
-klien mengatakan fesesnya berwarna coklat kehitaman
O:
-warna urin merah tua
-warnafeses coklat kehitaman
A:
Gangguan eliminasi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3
05-04-11
S:
- klien dapat mengerti tentang
penyakitnya
O:
-Klien Nampak tenang
A:
Gangguan Kecemasan teratasi
P: -
05-04-11
S:
-klien dapat mengerti tentang
penyakitnya
O:
-Klien Nampak tenang
A:
Resiko penularan dapat teratasi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE II
NO
|
HARI/TGL
|
KODE DX
KEPERAWATAN
|
SOAPIER
|
1
|
06-04-11
|
1
|
S:
-Klien mengeluh
nyeri perut kanan atas
-Klien mengeluh
cepat lelah
O :
-Wajah klien
Nampak meringis
A:
-Gangguan rasa
nyaman nyeri belum teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi
3,4,5
3.Lakukan kompres hangat di daerah
nyeri
4.Mengatur posisi klien sesuai
dengan kebutuhan klien
5.Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan kebutuhan klien
I:
-Jam 11.00,
memberikan kompres hangat pada klien di daerah nyeri.
-Jam 12.00, mengatur posisi klien
sesuai kebutuhan klien.
-Jam 13.00, penatalaksanaan dalam
pemberian obat
E:
-Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian d/d :
Ds:
-klien mengatakan nyeri perut kanan
atas berkurang sedikit.
-klien mengeluh cepat lelah
Do:
-wajah klien Nampak meringis
R: -
|
2
|
|
3
|
S:
-Klien mengeluh tidak nafsu makan
-Klien mengeluh mual dan muntah
O :
-Porsi makanan yang disediakan hanya
dihabiskan ¼ porsi
- Klien mampak mual dan muntah
A:
- Gangguan pemenuhan nutrisi belum teratasi
P:
-lanjutkan intervensi 3,4,5
3.Anjurkan klien untuk makan makanan
lunak
4.Anjurkan klien untuk makan sedikit
tapi sering
5.Anjurkan klien untuk tidak makan
makanan pedas
I:
-Jam 11.00
Menganjurkan klien untuk makan
makanan yang lunak
-Jam 12.00
Menganjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
-Jam 12.30
Menganjurkan kien untuk tidak makan
makanan yang pedas
E:
Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
sebagian d/d:
Ds:
-klien mengatakan sudah mulai ada
nafsu makan sedikit
-klien mengeluh mual dan muntah
Do:
-porsi makan yang disediakan hanya
dihabiskan ½ porsi
-klien Nampak mual dan muntah
R: -
|
3
|
|
4
|
S :
-Klien mengeluh urin berwarna merah tua
(warna teh)
-Klien mengatakan fesesnya berwarna coklat
kehitaman
O :
-Warna urine merah tua
-Warna faeces coklat kehitaman
A:
-Gangguan eliminasi belum teratasi
P:
-lanjutkan intervensi 1,2,3
1.Kaji perubahan warna urine dan
faeces klien
2.Anjurkan klien untuk minum air
putih yang banyak
3. Anjurkan klien untuk sering
mobilisasi ringan walau hanya di tempat tidur
I:
-jam 09.00
Mengkaji perubahan warna urin
dan feses klien
-jam 10.00
Menganjurkan klien untuk minum air
putih yang banyak
-jam 11.00
Menganjurkan klien untuk melakukan
mobilisasi ringan ditempat tidur
E:
Gangguan eliminasi
belum teratasi d/d :
Ds:
-Klien mengatakan warna urin masih
merah tua ( warna teh)
-klien mengatakan warna feses masig berwarna coklat kehitaman.
Do:
-warana urin merah tua ( warna teh )
-warna feses coklat kehitaman
R:
|
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE III
NO
|
HARI/TGL
|
KODE DX
KEPERAWATAN
|
SOAPIER
|
1
|
07-04-11
|
1
|
S:
-klien mengatakan nyeri perut kanan
atas berkurang sedikit.
-klien mengeluh cepat lelah
O:
-wajah klien Nampak meringis
A:
-Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian
P:
-lanjutkan intervensi 3,4,5
3.Lakukan kompres hangat di daerah
nyeri
4.Mengatur posisi klien sesuai
dengan kebutuhan klien
5.Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan kebutuhan klien
I:
-Jam 11.00,
memberikan kompres hangat pada klien di daerah nyeri.
-Jam 12.00, mengatur posisi klien
sesuai kebutuhan klien.
-Jam 13.00, penatalaksanaan dalam
pemberian obat
E:
Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
d/d :
Ds:
-Klien mengatakan sudah tidak merasa
nyeri pada daerah perut kanan atas
-Klien mengatakan tidak cepat lelah
lagi
O:
-wajah klien kembali tenang
R:-
|
2
|
|
3
|
S:
- klien mengatakan sudah mulai ada
nafsu makan sedikit
-klien mengeluh mual dan muntah
O:
-porsi makan yang disediakan hanya
dihabiskan ½ porsi
-klien Nampak mual dan muntah
A:
-Gangguan pemenuhan nutrisi sebagian
teratasi
P:
-lanjutkan intervensi 3,4,5
3.Anjurkan klien untuk makan makanan lunak
4.Anjurkan klien untuk makan sedikit
tapi sering
5.Anjurkan klien untuk tidak makan
makanan pedas
I:
Jam 11.00
Menganjurkan klien untuk makan makanan
yang lunak
-Jam 12.00
Menganjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
-Jam 12.30
Menganjurkan kien untuk tidak makan
makanan yang pedas
E:
-Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
d/d:
Ds:
-Kien mengatakan nafsu makan kembali
normal
-Klien mengatakan sudah tidak mual
dan muntah lagi
Do:
-Porsi makan yang disediakan dapat
dihabiskan
R:-
|
3
|
|
|
S:
-Klien mengatakan warna urin masih
merah tua ( warna teh)
-klien mengatakan warna feses masig berwarna coklat kehitaman.
O:
-waran urin merah tua ( warna teh )
-warna feses coklat kehitaman
A:
-Gangguan eliminasi belum teratasi
d/d:
P:
-lanjutkan intervensi 1,2,3
1.Kaji perubahan warna urine dan
faeces klien
2.Anjurkan klien untuk minum air
putih yang banyak
3. Anjurkan klien untuk sering
mobilisasi ringan walau hanya di tempat tidur
I:
--jam 09.00
Mengkaji perubahan warna urin
dan feses klien
-jam 10.00
Menganjurkan klien untuk minum air
putih yang banyak
-jam 11.00
Menganjurkan klien untuk melakukan
mobilisasi ringan ditempat tidur
E:
Gangguan eliminasi belum teratasi
d/d :
Ds:
-Klien mengatakan warna urin masih
merah tua ( warna teh)
-klien mengatakan warna feses masig berwarna coklat kehitaman.
Do:
-waran urin merah tua ( warna teh )
-warna feses coklat kehitaman
|
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar